Tag Archives: kiri

Manajemen Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Pada saat kita diangat sebagai pemimpin unit kerja disebuah perusahaan, tentu saja kita perlu mempelajari berbagai situasi internal terlebih dahulu dengan metode Past, Present & Future.


Past: berarti kita harus melihat sejarah perusahaan, success story maupun bad story.
Present: berarti kita harus mempelajari bagaimana visi & Misi perusahaan, masalah apa saja yang sedang dihadapi dan strategi apa yang sedang diterapkan.
Future: berarti kita harus tahu potret seperti apa perusahaan itu kedepan dari kacamata pemilik perusahaan.


setelah mempelajari dan memahami semuanya, barulah kita dapat menentukan dan memantapkan langkah apa yang harus kita lakukan. jangan lupa Teori ‘Merubah Batu mejadi Emas‘ (lihat artikel saya yang lalu).

pengalaman bertahun tahun memimpin beberapa unit kerja, saya mempelajari hal unik yang diperusahaan lain mungkin jarang terjadi. Dalam perjalanan waktu, sebuah unit kerja atau perusahaan seringkali mendapat masalah. Baik itu internal, maupun eksternal. Dan perusahaan kemudian mengambil kebijakan kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Terkadang dalam sebuah organisasi pada situasi masalah datang bertubi tubi dan tidak selesai – selesai, mereka menjadi terlalu fokus pada penyelesaian masalah yang ada. Jika itu masalah kecil mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi jika itu masalah besar, masalah bisnis, karena regulasi, karena masalah ekonomi atau karena kompetitor, atau masalah besar lainnya, kecenderungan yang terjadi adalah — mereka menjadi ‘lost focus‘ terhadap kegiatan merealisasi potret perusahaan masa depan, mereka menjadi tidak aware terhadap angin perubahan, dan kehilangan karakter enterpreneurship-nya.

Dan hal ini akan menjadi salah satu sumber kehancuran organisasi. Seperti sebuah kerajaan yang SELURUH penghuninya sibuk membenahi istana yang roboh menaranya, dan tidak mengetahui kalo musuh sedang akan melalukan agresi, atau tidak tahu kalau musim kemarau akan segera melanda, dan mereka tidak siap.

Dari hasil pengamatan tersebut, kita bisa membuat sebuah kesimpulan bahwa dalam kepemimpinan, kita bisa menggunakan teori Manajemen Tangan Kiri dan Tangan Kanan.

Tangan kiri berarti, kita harus bisa mengatasi masalah masalah yang sekarang sedang dihadapi.
Tangan Kanan berarti, kita tetap harus bisa menentukan bagaimana organisasi itu rupanya di masa depan.

Dalam segala situasi kita harus bisa memenej kedua tangan kita. Kalo lagi nyetir mobil, kemudian punggung dan hidung mendadak gatal, tidak perlu kedua tangan yang menggaruk. Tetap saja salah satu tangan harus tetap megang setir.

Ketika saya ditugaskan memimpin sebuah organisasi yang sudah agak mature (mapan) namun masih penuh masalah, saya kemudian mencoba menerapkan Manajemen Tangan Kiri dan Tangan Kanan pada pemanfaatan kader. Saya memiliki dua orang asisten yang handal yang kemudian saya berikan tugas spesifik. Yang satu menjadi Tangan Kiri saya, berarti dia bertanggungjawab atas penyelesaian masalah masalah yang ada, sedangkan yang satu menjadi Tangan Kanan saya, dia bertanggungjawab atas segala inovasi dan perubahan. Hal ini tidak berarti mereka tidak saling membantu.

Dalam kondisi tersebut, kita akhirnya akan merasa lebih santai, tidak menjadi stress. Kita terus mengimprove kemampuan kedua asisten kita sampai batas optimal mereka. Masalah dapat terhandle dengan baik, inovasi tetap dapat dilakukan.

Memang betul kata guru manajemen kita dulu. Buatlah karyawanmu menjadi pandai melebihi kamu. Kamu akan sangat terbantukan oleh mereka. Namun memang, perlu jiwa besar untuk melihat orang lain lebih maju daripada kita. Kita tidak perlu merasa iri, atau takut, karena keberhasilan mereka adalah keberhasilan kita juga.


Seni dan Manajemen: Part 2: Otak Kiri dan Otak KAnan

… Lantas kesimpulan apa lagi yang dapat diambil dari tulisan ini ?. Ada lho. Petunjuk berikutnya untuk mengangkat pemimpin adalah: ’CARILAH CALON PEMIMPIN YANG MEMPUNYAI HOBI DIBIDANG KESENIAN’. Apakah itu seni musik, seni rupa, seni tari atau kesenian lainnya. Kenapa ? Karena seorang yang senang dengan kesenian, adalah orang yang sudah mengunakan otak kanannya untuk bekerja.

Jadi, analisalah pemimpin dibawahmu. Seorang yang punya skill sangat baik, tetapi gak bisa main salah satu alat musik, atau tidak suka melukis (misalnya) maka kemungkian besar yang bersangkutan akan bergaya kaku dan statis, selalu text book oriented dan hanya ‘Do the things right’.

Sedangkan pemimpin yang lain yang menjalani hobi di bidang kesenian, maka kemungkinan besar dia akan lebih fleksibel dan dinamis, Out of the box serta mampu ‘Do the right things’.

(C)Papario, Mei 2007

Footnote: Sebagaimana kita tahu, otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademik yaitu kemampunan berbicara, kemampuan mengolah tata bahasa, baca tulis, daya ingat (nama, waktu dan peristiwa), logika, angka, analisis, dan lain-lain. Sementara otak kanan tempat untuk perkembangan hal-hal yang bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi,dan pengembangan kepribadian (source: http://radmarssy. wordpress.com/2007/02/07/latihan-menyeimbangkan-otak–kanan–dan-kiri/).

Tugas Pemimpin: Berjiwa Besar

Masih ingat tulisan saya di artikel Tugas Pemimpin: Merubah Batu menjadi Emas ?. Diakhir tulisan itu disebutkan bahwa salah satu tugas seorang pemimpin adalah menciptakan pemimpin baru. Pemimpin baru yang dimaksud tidak hanya pemimpin yang akan menjadi asisten anda yang handal, tetapi juga untuk menjadi pengganti anda, bahkan pengganti pemimpin – pemimpin lain disamping atau diatas anda.

Kunci untuk dapat menciptakan mereka adalah – kompetensi. Bangkitkan kompetensi setiap calon pemimpin anda sesuai bakat, minat, keahlian, pengetahuan mereka. Bagi mereka yang hanya bisa menggunakan otak kirinya, berdayakan otak kanannya, bagi mereka yang hanya menggunakan otak kanannya, berdayakan otak kirinya. Manusia yang dapat memberdayakan otak kirinya sekaligus otak kananya adalah manusia yang seimbang. Tidak hanya memiliki ingatan yang kuat dan ilmu yang banyak, tetapi juga dapat mengolah dan mendayagunakan ilmunya dengan kreatifitas tinggi sehingga tidak hanya mampu menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga sesuatu yang baru yang sangat bermanfaat, benar benar menjadi solusi dan bukan masalah baru, serta bermaslahat.

Nah, setelah pemimpin baru sudah bermunculan, langkah berikutnya adalah : ‘PERSIAPKAN DIRI dan MENTAL ANDA’ karena begitu mereka akan menggantikan anda, suka tidak suka, mereka akan merombak habis konsep dan hasil kesuksesan anda selama ini.

Karena itu ingatlah, pemimpin yang berhasil, adalah pemimpin yang berjiwa besar, ikhlas menyerahkan kepemimpinan kepada ‘murid’-nya, dan ikhlas pula keberhasilan anda diobrak-abrik oleh ‘murid anda itu. Konsep – konsep anda yang membawa keberhasilan di masa lalu tidak lagi bisa diterapkan di masa kini dan mendatang. Konsep konsep baru dari pemimpin baru yang memiliki wawasan baru akan lebih sesuai searah perubahan perubahan yang telah terjadi.

Footnote: Gaya kepemimpinan diatas, dalam buku Recode Your Change DNA-nya Rhenald Kasali, adalah gaya kepemimpinan Shaping. Ingat iklan A-Mild versi ‘OK dari Hongkong ?‘. Itu adalah contoh paradoks dari gaya kepemimpinan shaping, yaitu gaya kepemimpinan controlling. Everything must be as precise as what the leader act & do. Gaya kepemimpinan shaping bukannya tidak punya kelemahan, tetapi dalam gaya kepemimpinan controlling, inspirasi atau kreatifitas terkekang.

(C)Papario, April 2007.