40

Wah, usia sudah 40 nih. Kata orang, usia 40 itu usia pria pada posisi sudah mapan. Hampir semua tujuan hidup tercapai. Sudah punya keluarga, istri & anak, sudah punya rumah, sudah punya pekerjaan yang menjamin kebutuhan sampai hari tua, sudah punya tabungan pensiun. Nah kalau sudah menyadari hal ini, umumnya akan merasa berhak menikmati hidup lebih baik sebagai imbalan atas jerih payah yang dicapai selama ini.

Sayangnya cara menikmati hidup yang dijalankan itu didasari sikap ego pribadi sehingga melupakan posisi dirinya sebagai pengayom keluarga dan lingkungan. Entah selingkuh atau kawin lagi, entah memperbesar kekayaan (korupsi).

Saya pikir seharusnya kita introspeksi. Kematangan diri kita itu kan hanya kematangan biologis dan emosional. Tapi apakah kita juga sudah ‘mature’ secara spiritual ?.

Kadang saya malu ketika bertanya dalam hati — sudah sempurnakah ibadahku ?, bagaimana sholat lima waktuku ?, Sudah ke mesjidkah aku ?, berapa banyak sholat sunnatku ?, Apakah AL-Quran sudah menjadi kawan baikku ?, apakah aku sudah menjadi panutan yang baik untuk keluargaku?. Apakah anakku sudah menjadi anak yang sholeh ?, Sudah siapkah saya untuk mati sebagai orang mukmin ?, Saya masih merasa malu. Saya merasa masih belum pantas untuk menikmati hidup karena ternyata sebenarnya saya belum sempurna sebagai orang dewasa.

Jadi, marilah kita sempurnakan diri kita sebagai orang dewasa yang matang secara biologis, emosional dan spritual. Bersikaplah rendah hati maka semua akan tunduk kepadamu.

copyrights: papario@okt-2005

edited nov-2008 ( when i’m 40)