Proloog: Marketing For Dummies. Judul ini sudah pernah terbit dalam berbagai edisi oleh berbagai pengarang. ‘Marketing for Dummies’ oleh C. Smith and Alexander Hiam, April 2006, ‘Small Business Marketing for Dummies’ oleh Barbara Findlay Schenck, Feb 2005, ‘Marketing Kit for Dummies (Business & Personal Finance)’ oleh Alexander Hiam, Nov 2004, ‘Network Marketing for Dummies’ oleh Zig Ziglar and John P. Hayes, Jan 2001, ‘Internet Marketing for Dummies’ oleh Frank Catalano and Bud E. Smith, Nov 2000, dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan materi Marketing For Dummies versi saya, lebih kepada perspektif yang lebih sederhana, perspektif yang lebih unik tapi umum, sambil mendidik non-marketer untuk mengetahui betapa menariknya dunia marketing. Saya ingin mengajak peminat Marketing untuk tidak hanya Profesional Marketer, tetapi lebih dari itu, yaitu menjadi Enterpreneur Marketer.
Untuk sementara judul tulisan ini tetap Marketing for Dummies. Sambil mencari judul yang lebih tepat. Kalo di bahasa Indonesiakan, kurang pas sih, “marketing untuk orang goblok’, yaa gak sopan toh, .. nanti gak ada yang minat untk mbaca. yaa nanti sajalah kita pikirkan judulnya. Saya menerima sumbangan ide, namun sebelum ngusulin, ngertiin dulu konten tulisan tulisan saya baru komen.
Marketing for Dummies #2: Narrow the Brand For Higher Revenue ?
Dalam salah satu materi yang saya dapatkan pada pendidikan di MarkPlus untuk mendapatkan predikat Brand Specialist Bulan Februari 2007 yang lalu, disebutkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan revenue dan memperluas cakupan pasar adalah dengan melakukan ‘Leveraging The Brand’. Ada empat teknik untuk itu, yaitu ‘Stretching The Brand’, ‘Brand Extension’, ‘Co-Branding’ dan ‘Line Extension’.
Stretching The Brand adalah memperluas segment dari suatu jenis produk. Contoh: Intel mengeluarkan beberapa versi mikroprosesor terbaru yaitu Centrino Duo dan Celeron-M, Yamaha mengeluarkan sepeda motor untuk wanita: Mio..
Brand Extension adalah mengeluarkan produk dengan jenis yang sama sekali baru. Misalnya Microsoft selain mengeluarkan Sistem Operasi & Software Aplikasi, juga mengeluarkan Microsoft Zune (pesaing ipod) dan XBOX (pesaing PS2).
Co-branding adalah kerjasama dua atau lebih brand dimana nama kedua brand tetap ada. Contoh : Kartu Kredit Kartu Belanja – GE Finance, Kartu Kredit BCA – Visa, Sony- Ericsson, IBM – Intel, BNI – Indosat.
Line extension adalah versi baru dalam kelas yang sama. Misalnya variasi Coca cola classic, Coca cola diet, Cocacola light.
Namun seperti yang pernah saya sampaikan di tulisan sebelumnya dalam ‘You dont have to go to Venus to find Marketing, Marketing is all around You’ ( weeehhh , panjang banget ya judulnya…), saya sebutkan bahwa keunikan ilmu marketing adalah bahwa semua teori dalam marketing adalah benar dan tidak ada yang salah.
Jika strategi menaikkan revenue adalah dengan Leveranging the Brand, yaitu memanjangkan, memperluas, memperbesar, maka paradoks dari teori diatas juga bisa benar. Dengan ‘Narrow The Brand’ (menyempitkan Brand) kita pun dapat menghasilkan goal yang sama: Peningkatan Revenue.
Gak percaya ?. Itu kata rekan rekan saya di kelas kursus Brand – termasuk instrukturnya. Contoh yang saya maksud adalah strategi yang dilakukan oleh Prudential dengan meng-kompress produknya menjadi satu: PruLink – terjadilah peningkatan revenue yang luar biasa. Contoh lain misalnya Cigna. Mereka juga membuang portofolio lain selain telemarketing dan menjadi besar di ‘niche’ market tersebut.
(c)Papario, Mei 2007
Trivia: Studi kasus berdirinya perusahaan Axa-Mandiri oleh Axa Financial dan Bank Mandiri dengan brand UnitLink Bancassurance menjadi sukses dalam ‘semalam’. Berdasarkan teori yang disebutkan diatas, termasuk strategi apakah yang dilakukan oleh Axa & Mandiri ?.